H1N1
feature, Kisah Teladan 2:50 AM
Diceritakan bahwa Musa as. pernah mengeluh kepada Allah swt karana menderita sakit gigi. Maka Allah swt memerintahkan: “Ambillah rumput orang itu dan letakkan pada gigi kamu!” Lalu Musa a.s pun berbuat demikian, maka sakitnya pun sembuh.
Beberapa hari kemudian, sakit gigi yang dialami Musa a.s datang lagi. Maka Musa a.s pun mengambil kembali rumput yang pernah diambil dulu dan meletakkan pada giginya. Hasilnya bukan bertambah sembuh, sebaliknya sakit giginya bertabah teruk dari biasa. Lansung dari itu Musa a.s pun mengadu kepada Allah swt dengan katanya, “ Wahai Tuhanku, bukankan engkau mengarahkan aku untuk berbuat demikian tetapi mengapa ianya tidak melegakan aku?”
Allah swt menjawab: “Wahai Musa, Akulah yang menyembuhkan dan Akulah yang menyehatkan. Aku yang memberi bencana dan akulah yang memberi manfaat. Kali pertama kamu datang kepadaKu dan mengharapkan pertolongan Aku, lalu Aku sembuhkan sakit kamu. Sekarang engkau menuju kepada rumput dan tidak menuju kepada-Ku.”
( Petikan dari : “Nuruzh-Zhalâm” karya Syekh Nawawi Banten dengan sedikit olahan )
Targhib :
H1N1 menjadi permasaalahan pada kita sekarang ini. Sedangkan yang menyembuh dan mendatangkan penyakit adalah Allah swt. Dia jugalah yang berhak menghilangkan penyakit selama mana kita kembali kepadaNya. Selama kita tidak medahului Allah swt, maka selama itulah kita akan mengeluh dengan segala wabak penyakit yang di datangkan.
Kalau kita lansung kepada ubat / penawar dan membelakangi Allah swt dua perkara mungkin akan berlaku.
Pertama : Sembuh dari sakit
Kedua : Akan terus menderita dengan penyakit berkenaan dan membawa kepada kematian.
Kalau kita sembuh dari sakit tersebut sekali pun namun sakit “dalaman” kita tidak akan sekali-kali sembuh. Penyakit keyakinan kepada “Ghairullah” tidak akan hilang sehingga mati. Hakikatnya penyakit ini lebih dasyat dan berbahaya dari penyakit zahir yang kita hidapi.Bayangkanlah kalau kematian datang menjemput pada ketika ini. Nauzubillah!
Sebaliknya kalau kita menderita dengan penyakit berkenaan dan membawa kepada kematian sedangkan dalaman kita masih sihat, keyakinan kita tidak rosak. Keyakinan kepada Allah akan bertambah kuat. “Ghairullah” akan keluar dari hati kita. Kita akan mati dengan keyakinan yang kuat pada Allah swt. Mafhum dari hadith Nabi saw kita dikira mati syahid dan segala dosa-dosa akan diampunkan oleh Allah swt.
Kita berhak memilih, jadi yang mana satukah pilihan kita?
SMK Agama Matang on 2:50 AM. Filed under feature, Kisah Teladan . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0